


Ada yang dicari-cari oleh dia, siapa yang “mencuri titik-titiknya.” Mau tahu apa yang dia cari? Nanti beta kisahkan dongengnya. Kalau lagi teriak, wah, suaranya “mengerikan”: “Hu … hu … hu.” Maka ada dongeng inggris si burung bertanya-tanya “who … who … who …” (saha, saha, saha … sopo, sopo, sopo), katanya. Kalau Wong Jowo dan Urang Sunda mah menyebut memanggilnya Guwek atau Bueuk teh karena si burung tersebut memperkenalkan dirinya sendiri dengan menyebutkan nama “bueuk” (menurut telinga urang Sunda) atau “guwek” (menurut telinga wong Jowo).” Kalau sedang “kenalan” lembut deh dia menyebut nama. The Indonesian name for the owl is burung hantu (the ghost bird), for they fly and hunt in the dark night, and their features, especially their eyes, look like ghost eyes, while their bodies unseen, their eyes shining in the dark of night, frightening everybody.Įnggak tahu kenapa orang Minahasa menyebut si burung hantu dengan nama Burung Manguni. It’s, I guessed, because the owl’s sound heard like that. Hi, do you know that the Sundanese name for owl is bueuk (it’s pronounced like “boo work”), while the Javanese call it guwek (like “go work”). Mirip, ya! Orang Inggris menyebutnya owl. Urang Sunda menamakannya bueuk, sementara Wong Jowo menyebutnya guwek.

Nah, jadi, manguni itu sebutan orang Minahasa (kalau tidak salah, orang Batak juga) terhadap burung hantu. The Minahasa, people around Manado, take those warnings very seriously. The owls make two different sounds the first means it is safe to go, and the second means it’s better to stay at home. Every time someone wants to travel, they listen to the owls. First of all, let me tell you what manguni is, cited from, as follow.Īround Manado, on the isle of Sulawesi, people consider owls very wise.
